Terjadi penembakan yang menewaskan 5 orang di Kolombia Selatan, tepatnya di perbatasan dengan Ekuador. Beberapa pria senjata melakukan penembakan tersebut dengan menggunakan sepeda motor. Mereka menembak tanpa pandang bulu ke sekelompok delapan orang. Kejadian ini terjadi pada Selasa (13/12) malam.
Menurut kepala Polisi Departemen Putumayo, Kolonel Jorge Salinas, ia menyebutkan bahwa lima ornag tewas di tempat kejadian, sedangkan tiga lainnya terluka, dua diantaranya wanita.
Tempat kejadian perkara diketahui merupakan tempat yang sering kali didatangi oleh para pecandu narkoba. Polisi mengira kalau pelaku merupakan faksi pembangkan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang disebut dengan Komando Perbatasan.
Gerilyawan Marxis FARC melakukan perjanjian damai dengan pemerintah di tahun 2016 lalu agar dapat mengakhiri konflik setengah abad dengan negara dan melakukan pembentukan partai politik. Namun, tetap ada beberapa pembangkang yang tidak ingin meletakkan senjata mereka dan ingin terus melakukan penyerangan kepad aangkatan bersenjata dan juga warga sipil. Sedangkan sebagian besar dari mereka mendanai kampanye dengan melakukan perdagangan narkoba.
Komando dari perbatasan yang terlibat di dalam bentrokan dengan kelompok pembangkang FARC lainnya yang ada di Putumayo sebulan lalu, di mana sedikitnya ada 20 tersangka pejuang yang tewas. Kelompok yang ada di sleuruh negeri ini memperebutkan wilayah dan perdagangan perdagangan narkoba yang dapat memberikan keuntungan.
Kolombia sendiri merupakan produsen kokain terbesar yang ada di dunia dan sebagian besar dikirim dari Ekuador ke Amerika Serikat dan Eropa.
Mengenai pembunuhan ini, diusulkan untuk dilakukan operasi bersama di sepanjang perbatasan kedua negara. Hal ini diusulkan oleh Presiden Kolombia Gustavo Petro dan rekannya dari Ekuador Guillermo Lasso.
Operasi ini disebutkan akan memfokuskan kepada para mafia yang menggunakan jalur perbatasan sebagai jalur perdagangan narkoba. Dengan ini diharapkan akan ada dukungan aktif dari pemerintah.
Presiden sayap kiri pertama Kolombia, Petro pun berjanji untuk melakukan negosiasi dengan kelompok bersenjata dan juga para pengedar narkoba untuk bisa mencapai perdamaian total di negara yang kini sudah mengalami konflik selama hampir enam dekade tersebut.